Wednesday 6 November 2013

Tari Hujan

Yeeh..hore dah November, berarti tinggal tiga bulan lagi suami pulang (tetep hobi ngitungin hari, sejak jadi single parent). Tapi alhamdulillah sejak gabung sama KEB, hobi itung hari suami pulang terganti dengan hobi itung tanggal DL ikutan lomba he..3x.
Beruntung sekali saya diijinkan bergabung disini, saya nggak merasa sendiri lagi memang yang paling ngerti emak-emak yaa sesama emak-emak, dapat ilmu, bisa  sharing, dari tips cara berhemat sampai resep masakan semua ada disini.
Bulan November tahun ini bertepatan dengan tahun baru Islam yang artinya semangat baru, menjadi orang yang lebih baik lagi ke depanmya, lebih bermanfaat dan lebih semangat menebar kebaikan dan mengembangkan diri.
Seperti hujan yang selalu datang di bulan yang akhiran ber di negeri kita menghapus kemarau yang melanda menumbuhkan pucuk-pucuk harapan yang baru pada jiwa-jiwa yang gersang. Mengajak kita menari bersama hujan, hapus cerita buram dan kesedihan di masa lalu, sambut hari esok yang lebih cemerlang.
Mari kita menari tarian hujan, luruhkan kisah pahit kehidupan  biar hujan yang bercerita, hadirkan bulir-bulir asa, merenda cerita kita tuk hari esok yang lebih tertata.

Thursday 31 October 2013

“Tampil keren dengan notebook slim yang paling tipis di kelasnya, bikin mobile & online Emak makin praktis”


Ini pengalamanku pertama kalinya menjadi single parent,  mengurus dua buah hatiku Vinka Azzahra (4thn) dan Firaz Asshidiq (19bulan) sendiri tanpa suami yang menemani. Bukan karena aku janda, tapi ikatan dinas suami yang harus ke Jepang  belajar rekontruksi selama setahun.
Hikmahnya ditinggal suami bekerja, aku jadi lebih mandiri, semua pekerjaan yang biasa suami lakukanku ambil alih, dari mengantar anak-anak ke dokter kalau sakit, ajak anak-anak jalan-jalan dan masih banyak lagi. Mendadak jadi super mom deh.



Galau  tinggal berjauhan dengan suami, pasti ada. Apalagi anak-anak tiap hari tanyain bapaknya kapan pulang?. Anakku sampai sakit loh kangenin  bapaknya, tapi waktu skype ma papanya dia mendadak sehat, nggak berhenti gerak, pamer yang dia bisa di depan bapaknya, tapi begitu bapaknya offline  langsung dia sakit lagi.


Aku juga butuh selalu online sama bapaknya anak-anak, selain membahas perkembangan anak-anak kami, permasalahan dan perkembangan yang ada sekarang, buatku ada  ketenangan sendiri ketika melihat muka suami, seolah menguatkan kamu nggak sendiri ada aku disini.(cie...cie)
Si bungsu lain lagi cara dia kangen sama bapaknya, dia pernah  nggak bisa tidur padahal udah ngantuk banget jadi bawaannya nanggis terus sampai akhirnya aku kasih hp bohongan taruh dia di ayun terus nyanyian nina bobonya, halo shidiq ini papa, halo shidiq ini papa sampai akhirnya dia tidur.


Galauku yang lainnya, waktu si bungsu tarik asal modem dari laptopku pas lagi online,  jadinya tuh modem nggak mau  detek lagi di laptopku tapi di laptop lain bisa (test pinjem laptop kakak). Terpaksa tuh laptop harus dibawa ke  tempat instal ulang. Bayangkan perjuanganku tuk perbaiki laptop, tangan kiri pegang tangan Vinka, bawa laptop yang beratnya satu kilo lebih pakai  tas ransel di pundak, sambil gendong si bungsu, jalan kaki  lima ratus meter dari rumah.
Perjuangan sekali agar komunikasi tak terhenti. Maklum hanya lewat laptop kami bisa komunikasi dengan bapaknya, karena hpku masih hp jadul.

Suntuk pasti ada juga, dari bangun pagi sampai bobo malam, kerjaannya ngurus anak, nyuci, masak dan sederetan pekerjaan ibu rumah tangga lainnya. Makanya aku perlu aku  butuh "me time" online untuk melihat perkembangan yang terjadi di luar sana, chatting dengan teman untuk bertukar pikiran, dan informasi.
Aku juga butuh “me time”  untuk mengembangkan hobi sebagai bentuk eksistensi diri inilah aku, ini yang aku bisa walau aku ibu rumah tangga. “me time” yang kupilih dengan  menulis menumpahkan semua bebanku melalui tulisan. Dengan menulis jiwaku bebas berkelana kemana saja walau jasadku masih disini. Siapa tahu hobi menulisku ini bisa  membawaku menjadi penulis ternama suatu saat nanti. (Ngayal tingkat tinggi, tapi tetap  bilang aamiin karena nggak ada yang nggak mungkin kalo kita berusaha) Menulis hiburan hemat ala emak-emak,  kadang-kadang aku ikut lomba juga ada yang menang tapi banyak yang kalah he…3x. Yaa tentu saja sambil terus mengawasi dan menjaga anak-anakku.

Laptop terlalu besar dan berat untukku bawa-bawa sambil ngawasin anakku, aku butuh note book, yang tipis jadi ringan dibawa-bawa, baterainya juga harus tahan lama, tampilannya kudu keren dan yang paling penting harganya nggak mahal.















Pucuk di cinta ulampun tiba, sekarang  udah ada Acer Aspire E1-432: Notebook Tipis dan Hemat Daya Berkat Prosesor Intel Haswell 4th Gen, harganya murah, tampilannya keren, tipis, ringan, baterainya tahan lama menjadikannya tetap bersahabat untuk para pengguna dengan mobilitas tinggi tersedia dalam dua warna yang elegan, yaitu Piano Black dan Silky Silver.Pas banget buatku, yahg harus selalu online agar  komunikasi tetap terjaga. 

“Tulisan ini diikutsertakan dalam event “30 Hari Blog Challenge, Bikin Notebook 30% Lebih Tipis” yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB) dan Acer Indonesia




Thursday 24 October 2013

“Notebook Makin Tipis, Bikin Emak Makin Produktif. Tipis Itu Nggak Harus Mahal”


Kemajuan media informasi dan teknologi dirasakan oleh hampir  seluruh lapisan masyarakat Hal ini dikarenakan pengaksesan media informasi dan teknologi ini tergolong sangat mudah atau terjangkau untuk berbagai kalangan, baik untuk para kawula muda, orang tua, orang kaya maupun menengah ke bawah. Bahkan pada umumnya, saat ini anak-anak usia 4 hingga 12 tahun yang menjadi pengguna paling banyak dalam memanfaatkan kemajuan media informasi dan teknologi pada saat ini.
Kemajuan media informasi dan teknologi untuk perkembangan anak itu bagaikan dua sisi mata uang logam, satu sisi berdampak positif, sisi lain merupakan dampak negatif. Dampak positif dari penggunaan media informasi dan teknologi ini antara lain memudahkan seorang anak dalam mengasah kreativitas dan kecerdasan anak. Adanya beragam aplikasi digital seperti mewarnai, belajar membaca, dan menulis huruf tentunya memberikan dampak positif bagi perkembangan otak anak. Tinggal klik semua informasi, game akan tersedia.
Dampak negatifnya  kedekatan anak-anak pada orang tuanya mulai tergeser dengan gadget-gadget yang ada. Sehingga tak salah kalau kemudian timbul slogan “teknologi mendekatkan yang jauh, dan menjauhkan yang dekat” .






Mengkhawatirkan memang, tiga perkembangan penting anak yaitu pergerakan, sentuhan dan semakin meminimalkan hubungan dengan individu lain karena gadget. Yang menyebabkan hilangnya kepekaan terhadap stimulasi alami. Interaksi dengan orang lain berkurang., anak cepat puas dan menjadi pribadi yang tidak sabaran karena terbiasa menggunakan teknologi yang bisa mempercepat segalanya dan merasa pengetahuan yang dibacanya di internet adalah pengetahuan yang terlengkap dan final.

Solusi yang diambil dengan menjauhkan anak dari teknologi juga tidak mungkin dilakukan di zaman informasi sekarang ini. Anak sekarang sudah pintar-pintar, orang tuanya tidak menggenalkan  kepada dunia maya dan gadget, mereka bisa dapatkan dari teman. Daripada mereka sembunyi-sembunyi belajar dari teman yang belum tentu diajarin yang baik, kenapa tidak kita sebagai orang tua yang langsung mengajar dan mengenalkan mereka pada dunia maya dan gadget sedari mereka kecil.
Perlu dibuat  suatu kesepakatan, aturan main yang harus diterapkan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Serta penjelasan mengapa begini mengapa begitu ketika anak menggunakan bahkan sampai dibelikan barang berteknologi tinggi. Kemudian kesepakatan itu disepakati bersama kalo perlu dibuat hitam diatas putih dan diberikan sanksi yang tegas apabila ada yang melanggar.
Disini peran ibu sebagai pembimbing, pendidik  anak yang pertama dan utama perlu ditingkatkan dalam menyikapi dampak   dari perkembangan teknologi informasi yang ada, karena kurangnya pengawasan orang tua bisa membuat anak menjadi salah asuh dalam penggunaan teknologi dan komunikasi. Oleh sebab itu, seorang ibu yang ideal harus mengupdate pengetahuannya dengan banyak membaca. Seorang ibu harus berwawasan luas dan tidak gagap teknologi (Gaptek). Karena untuk mencetak generasi yang berkualitas, dibutuhkan pendidik yang berkualitas juga.

Untungnya sekarang telah ada Acer Aspire E1-432 (http://www.acerid.com/2013/10/acer-aspire-e1-432-notebook-tipis-dan-hemat-daya-berkat-prosesor-intel-haswell-4th-gen) Notebook tipis dan Hemat Daya Berkat Prosesor Intel Haswell 4thGen yang mampu memenuhi segala kebutuhan kita neh (emak-emak) dengan harga yang terjangkau.
Aspire E1-432 merupakan jawaban Acer bagi spAcer yang memerlukan fungsi esensial sebuah notebook, tanpa mengorbankan ukuran form factor/dimensi. Bentuknya yang 30% lebih tipis dibanding notebook konvensional, menjadikannya tetap bersahabat untuk para pengguna dengan mobilitas tinggi.

Daya tarik utama dari notebook ini adalah penggunaan prosesor Intel Celeron 2955U yang sangat memuaskan dari segi efisiensi daya yang ditawarkan (TDP 15Watt), dan juga performa terutama dari segi grafis yang mengalami peningkatan signifikan jika dibandingkan generasi sebelumnya.
Bagi spAcer yang senang bermain game dan khawatir notebook menjadi cepat panas jika dimainkan terus menerus, jangan khawatir! Dengan form factor yang digunakan ini, Acer memberikan solusi pendinginan yang memadai, sehingga suhu kerja dapat terjaga dengan baik, selama ditempatkan pada permukaan yang rata (bukan kain, karpet, dll).

Dengan segala fitur yang ditawarkan tersebut, harga notebook Acer Aspire E1-432 sangat bersahabat hanya Rp.4.749.000,- saja. Aspire E1-432 sudah tersedia di pasaran Indonesia. Sangat cocok bagi sahabat spAcer yang membutuhkan notebook dengan keperluan all-arround, namun dengan harga yang kompetitif.

Jadi ibu paling gaptekpun bisa mudah googling di dunia maya dengan Acer Aspire, dan menemukan jawaban semua pertanyaannya. Beneran tipis itu nggak harus mahal. Mari jadikan teknologi sebagai sahabat kita. “Tulisan ini diikutsertakan dalam event “30 Hari Blog Challenge, Bikin Notebook 30% Lebih Tipis” yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB) dan AcerIndonesia.”





Wednesday 16 October 2013

Anak Sumber Inspirasi

"Sejak sang buah hati masih berada dalam rahim ibu, ia telah mengalami proses tumbuh-kembang yang pesat. Berbagai proses tumbuh-kembang yang terjadi dalam masa kehamilan dimulai dari periode ovum, periode embrio, hingga periode janin sangat ditentukan oleh peran ibu dalam menjalani kehamilannya."


Pertama kali mengetahui aku hamil, aku dan suami sangat bahagia sekali karena kami tidak harus menunggu lama untuk memiliki momongan. Kami mulai mencari tahu apa saj yang harus dipersiapkan untuk menyambut si kecil nanti dengan mempersiapkan semuanya dengan sebaik mungkin diantaranya :
  1. Mempersiapkan nama yang baik, Kami menyiapkan dua nama satu laki-laki dan satu perempuan  yaitu Vinka (nama bunga)Azzahra(luar biasa,cerdas)  dan Firaz(cerdas) Asshidiq (yang membenarkan) nama yang mengandung doa dan harapan, kami yakin dengan memberikan nama yang baik akan menyihir pemiliknya pada perbuatan baik.
  2. Memperhatikan kesehatan, gizi dan emosiku selama hamil. Menghindari stress itu yang kulakukan, karena ibu hamil yang mengalami stress ringan  menyebabkan kegiatan janin  dan denyut jantung janin meningkat.  Sedangkan kondisi stress berat dan lama calon ibu dapat mempengaruhi perkembangan pascalahir dan pralahir anak.  Dia akan tumbuh menjadi anak yang sulit makan, sulit tidur, mudah marah dan sulit memusatkan perhatian. Makanan dan minuman juga kujaga betul gizinya karena makanan janin berasal dari aliran darah ibu melalui plasenta.
Setelah Vinka lahir peranku sebagai ibu lebih kompleks lagi diantaranya:
  1. Sumber makanan pertama dan utama Vinka melalui ASI . Karena aku yakin ASI sangat mempengaruhi kecerdasan dan daya tahan tubuhnya, selain itu asi merupakan makanan paling sempurna bagi bayi baru  lahir.
  2. Badan Sensor, aku benar-benar menyeleksi makanan, minuman, pakaian, mainan, serta tontonan Vinka.
  3. Pengawas, mengawasi gerak-gerik Vinka, memantau pertumbuhan dan perkembangannya dengan cara menimbang berat badan dan merangsang perkembangan Vinka sesuai dengan umurnya.
  4. Motivator buat Vinka. Memberinya semangat, dorongan, pujian dan dukungan untuk semua kegiatannya yang bersifat positif. Aku juga menanamkan pentingnya komunikasi diantara kami, sehingga dia mau mengutarakan apa yang membuat dia nyaman atau tidak sehingga aku bisa mencari solusi apa yang sedang dia rasakan.
  5. Menjadi pendidik yang pertama dan utama sekaligus menjadi teman, sahabat dan penasihat.  Tiga kata yang kutanamkan  pada Vinka yaitu maaf ketika dia melakukan kesalahan, Tolong ketika dia memerlukan bantuan dan terima kasih jika dia mendapat hadiah, atau bantuan. Aku bermain bersama Vinka, seolah kami seusia. Ketika Vinka melakukan kesalahan aku selalu bertanya alasan dia melakukan itu, dan memberi pengertian agar dia tidak melakukan kesalahan yang sama.
  6. Pedongeng dan penyanyi. Vinka sangat suka dibacakan cerita dan dinyanyikan lagu sebelum dia tidur, tak lupa ku ajarkan membaca doa juga sebelum dia tidur.
  7. Menjadi Panutan. Dengan memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri, banyak membaca, mengupdate pengetahuan,  mengikuti perkembangan teknologi dan juga menjaga perilaku dan bahasa sehari-hari, "karena anak-anak seperti adonan semen basah. Apapun yang jatuh ke atasnya meninggalkan bekas, yang kalau tidak segera dihaluskan kembali, bekas tersebut  akan mengeras selamanya"*
  8. Tukang arsip. mencatat setiap perkembangan Vinka baik melalui tulisan ataupun hanya mengabadikan lewat foto.*

Tak terasa tanggal 18 Oktober ini genap empat tahun usia Vinka. Berkat nilai-nilai yang aku dan suamiku tanamkan.Dia telah tumbuh menjadi anak sehat yang membanggakan, menjadi pribadi yang:
  1. Religius, setiap mendengar suara azan Vinka selalu berkata ayo mama kita shalat, abis shalat kita ngaji. Dia juga selalu mengingatkan papa, kakek atau siapa saja orang yang dia kenal jika hendak pergi jangan lupa baca doa, Bismillahi tawalkaltu la haula wala quwata illa billa.  
  2. Ramah, sayang keluarga dan teman. Vinka tak segan menyapa duluan orang yang dia kenal. Ketika adiknya menanggis dia berusaha menenangkan, ketika papanya sakit dia segera mengingatkan "Papa minum obat biar cepat sembuh".Ketika membeli makanan kesukaannya Vinka selalu minta dibeli lebih untuk bisa dibagi dengan teman-temannya.
  3. Gemar membaca dan penuh rasa ingin tahu.  Vinka sangat suka dibacakan buku, dari kegemarannya  melihat gambar dibuku  dia jadi suka mengamati  kejadian disekelilingnya juga.dia jadi sering bertanya ini dan itu yang kadang jawabannya memutar otakku lebih seperti: Kenapa tangan kita ada garis-garisnya? Di langit ada apa kok awannya bisa dibentuk-bentuk? kenapa telur puyuh ada titik-titiknya, telur ayam nggak? dan masih banyak sederet pertanyaan yang mengagumkan keluar dari bibirnya.
  4. Kreatif. Vinka sangat kreatif apalagi kalo mencakup soal teknologi,  aku tidak pernah mengajarkan Vinka cara menggunakan laptop dan hp. Tapi rupanya dia mengamati ketika aku menggunakannya. Memang terkadang ada program yang hilang karena hobby itu, tapi melihat hasil jepretan Vinka melalui kamera hp membuatku kagum sendiri, dan  rasanya tak tega untuk berkata jangan selama itu tak membahayakan siapun rasanya tak apa.
  5. Disiplin dan peduli lingkungan. Vinka sangat tidak tahan melihat sampah yang dibuang sembarangan, dia akan segera memungutnya dan langsung memasukan ke tempat sampah. Dan setiap berpergian, dia selalu menyimpan kembali sepatu dan sandalnya ke tempatnya kembali.
  6. Selera seni yang tinggi, Vinka sangat berbakat dibidang seni dia sangat suka joget/menari, difoto, bernyanyi dan juga mewarnai.
  7. Mandiri dan Kritis.  Vinka  sekarang biasa makan dan mandi sendiri, yaa tentu saja sambil ku awasi. Hanya ketika sedang sakit saja dia minta disuapi. Vinka malah ngambek kalo aku mandikan. Kakak udah gede, kakak mandi sendiri. begitu protesnya







Sejujurnya bukan hanya Vinka yang belajar dari kami selaku orang tuanya, Aku selaku ibunya banyak juga belajar dari Vinka.
  1. Belajar semangat pantang menyerah,   ketika dia mulai belajar melangkah  dia sering terjatuh tapi dia segera bangkit dan mencoba berjalan lagi, hingga akhirnya dia bisa lancar berjalan.
  2. Berani mencoba hal-hal yang baru. Terkadang kita selaku orang tua terlalu kaku, dan tak berani mencoba hal-hal yang baru. Vinka mengajariku untuk berani mencoba hal-hal yang baru,  jangan takut salah,  karena dari kesalahan kita belajar menjadi lebih baik lagi.
  3. Jangan malas mencari tahu. Ketika Vinka menyukai sesuatu dia akan mencari tahu apa benda itu, bagamana cara bermainnya, dan dia akan benar-benar menekuni  benda itu sampai dia kuasai.


Tulisan ini diikut sertakan dalam lomba http://nutrisiuntukbangsa.org/lomba-penulisan-blog-peran-ibu-untuk-si-pemimpin-kecil/n bijak, karenanya aku menulis berbagi informasi.

Wednesday 2 October 2013

"Ketika Anak Bertanya"

Vinka :     “Mama, kenapa ayam bunyinya Kukuruyuk? "Kenapa, ayamnya bunyi-bunyi? 
Mama:       "Mungkin dia lapar" 
Vinka:        "Ayam makan nasi atau makanan ayam?”
Pertanyaan anakku pagi ini, anakku memang hebat dia membuka mataku akan banyak hal, diusianya yang sekarang 3, 11 bulan semakin kritis saya pertanyaannya, tak jarang aku harus memutar otak lebih untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, bahkan menggunakan alat bantu Mbah Google kalau memang aku benar-benar tak tahu jawabannya ketika dia bertanya “kenapa telur puyuh ada titik-titiknya?, kenapa  telur ayam nggak ada titik-titiknya?.”

Semakin hari pertanyaannya semakin kritis, membuatku semakin kagum mendengar aneka pertanyaan yang meluncur dari bibir kecilnya seolah dia tak pernah puas mencari jawaban.
Vinka: "Di langit ada apa? kok awannya bisa bikin bentuk-bentuk?"
Vinka : "Habis pagi apa ma?"
Mama:"Siang"
Vinka: "Abis siang?"
Mama:"Sore"
Vinka :"Habis sore?"
Mama:"Malam"
Vinka:"Kenapa berubah-ubah?"

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Vinka saya jadi rajin membaca. Dengan membaca , banyak hal baru yang aku temukan jawabannya termasuk mengenai tumbuh kembang anak. 
Dan hobi membaca  ini aku tularkan juga pada anak-anakku Vinka Azzahra (3,11 thn) dan Firaz Asshidiq (1,5 tahun). Mereka lebih banyakku belikan buku daripada mainan. Tentu saja buku yang banyak gambarnya. Mereka sangat antusias ketika kubacakan buku cerita, Shidiq yang mulai pandai bicara paling suka menunjuk-nunjuk gambar.
"Apa  nih ma? Apa nih ma?" itu pertanyaan sederhana Shidiq
"Kenapa kaya gini?Kenapa nggak kaya gitu?" pertanyaan Vinka 


Meski pertanyaan Vinka dan Shidiq terkesan lugu dan polos, aku yakin dalam diri mereka tersimpan kecerdasan yang luar biasa. Pertanyaan yang terlontar disebabkan karena rasa ingin tahunya yang begitu besar. 
Tapi seringkali kita sebagai orang tua merasa kesal kalo anak banyak bertanya apalagi kalo kita sedang banyak pekerjaan yang harus dilakukan seperti memasak, nyuci, beresin rumah, nyetrika, belanja, dan sederet pekerjaan rumah tangga lainnya yang menyedot energi kita sebagai ibu rumah tangga. Sehingga merasa menjawab pertanyaan si kecil itu tidak penting, padahal terpenuhinya rasa ingin tahu anak menjadi landasan penting bagi tumbuhnya semangat belajar dan tumbuhnya kecintaan kepada ilmu.
Disinilah peranan ibu sangat penting. Seorang ibu dituntut untuk dapat memberikan jawaban yang terbaik. Jawaban yang tidak mematikan rasa ingin tahu anak, Kalau kita memandang anak belum perlu tahu, berikanlah jawaban yang tepat, sesuai perkembangan anak, tanpa harus memupus rasa ingin tahunya.bahkan sebaliknya, jawaban yang membuat anak semakin terpacu untuk belajar.
Masa yang penting ini, yang disebut golden age, adalah masa di mana anak sangat mudah menyerap segala informasi dan belajar tentang segala sesuatu. Ibu adalah orang yang terdekat dan lebih sering berinteraksi dengan anak.  Disini peran ibu sebagai pembentuk karakter, pendidik anak yang pertama dan utama, sekaligus menjadi teman, sahabat dan penasihat mereka. Dimana sosok yang paling dikenal dan dijiplak oleh seorang anak adalah ibunya. Rasul bahkan menegaskan bahwa tegak atau runtuhnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh kaum ibu."   
Peran yang demikian penting ini, menuntut calon ibu untuk membekali dirinya dengan disiplin ilmu yang memadai. Oleh sebab itu, seorang ibu yang ideal harus mengupdate pengetahuannya dengan banyak membacaSeorang ibu harus berwawasan luas dan tidak gagap teknologi(Gaptek). Karena untuk mencetak generasi yang berkualitas, dibutuhkan pendidik yang berkualitas juga.  
Ibarat bangunan, rasa ingin tahu inilah yang menjadi pondasi kreativitas, terutama pondasi kreativitas anak. Pondasi inilah yang menentukan wujud bangunan finalnya. Semakin kuat dan tinggi bangunan yang akan didirikan di atasnya, semakin dalam dan kuat pondasi yang harus dibangunnya. Dan untuk membangun pondasi yang kuat serta dalam, membutuhkan waktu yang sangat lama, melebihi waktu yang dibutuhkan untuk membangun pondasi rapuh dan dangkal. Pondasi memang tidak terlihat oleh kita, tetapi kita tahu pondasi itu ada. Terlebih lagi kalau kita memang ikut membangun pondasi itu, kita tidak akan pernah sangsi.
Sekiranya kita bersedia memberi waktu dan ruang pada anak kita, Insyah Allah anak kita akan tumbuh menjadi orang besar

Tulisan ini diikut sertakan dalam lomba http://nutrisiuntukbangsa.org/lomba-penulisan-blog-peran-ibu-untuk-si-pemimpin-kecil/n bijak, karenanya aku menulis berbagi informasi.

Wednesday 25 September 2013

Rainbow (Akan Selalu Ada Kesempatan Kedua)

Judul buku : Rainbow (Akan Selalu Ada Kesempatan Kedua)
Penggarang: Eni Martini
Penerbit     : PT. Elex Media Komputindo
Tebal          :201 halaman


Novel Rainbow karya mbak Eni Martini ini menceritakan mengenai kehidupan rumah tangga Akna dan Keisha yang penuh cinta dan sangat bahagia, keluarga kecil yang sempurna. Namun, kebahagiaan mereka berubah dratis ketika Akna mengalami kecelakaan fatal yang menyebabkan kakinya diamputasi tepat diperayaan setahun pernikahan mereka.
Akna yang dulunya romantis, hangat dan selalu melindungi Keisha. Berubah  sikapnya menjadi monster yang menakutkan bagi Keisha. Konflik timbul karena  "dirumahkannya"  Akna dan perubahan  dratis sikapnya   tidak hanya pada Keisha tapi juga menyebabkan pembantu mereka Yanti sampai  minta berhenti, penasaran? baca aja novel Rainbownya dijamin nggak bakal nyesel.

Dari segi cerita, novel ini ceritanya begitu mengalir membuat aku hanyut dalam ceritanya. Banyak pesan moral yang bisa kita dapat dari novel ini.

  1. Pentingnya menjaga tali silahturahmi.
  2. Nggak ada yang nggak mungkin ketika sungguh-sungguh dalam berusaha dan berdoa.
  3. Cara menyingkapi takdir
  4. The power off positive thingking and survive
  5. Dan pesan ini yang paling menggena buatku :"Walaupun  kita ibu rumah tangga kita harus punya penghasilan tetap sendiri, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti pada rumah tangga kita. Yang mengharuskan seorang istri mengambil alih posisi suami sebagai tulang punggung keluarga".
Dua jempol deh buat penulisnya yang bercerita dengan cukup detil cara menjalankan bisnis yang digeluti oleh Keisha dan Emi. (mungkin kalau aku punya modal aku juga mau buat boutique kaya gitu ah).Dan juga cukup detil memaparkan cara membuat"Ratatoulle au Micro Ondes" bikin pengen eksperimen masak.
Aku sangat menikmati potongan lirik yang ada dibuku ini, semua lagu favoritku, berasa penulisnya lagi nulis tentang aku he...3x (ge er).
 Tapi novel ini juga nggak luput dari kekurangan:
  1. Tidak adanya daftar isi, mungkin mbak penulisnya nggak mau novelnya dibacanya loncat-loncat, makanya nggak dibuat daftar isi.
  2. Masih terdapat salah ketik, dan juga serangan "nya", di dalam kalimat "Akna terduduk lemas, kemarin dokternya menghubunginya ke ponsel".
  3. Aku nggak suka Emi dan Dimas dah tidur bareng belum resmi nikah (hal 146), padahal ini bisa jadi novel Islami  walaupun tokohnya nggak berjilbab karena banyaknya pesan moral yang bisa didapat dari novel ini.

Novel ini cocok sebagai hadiah untuk penganten baru yang mikirnya masih yang indah-indah aja, supaya bisa lebih melihat pada kenyataan :).
Cover bukunya bagus, anakku sampai penasaran sama isi bukunya, walaupun dia belum bisa baca.





(Pergi kondangan telat, pengantennya dah ganti baju biasa, lagi nanggung baca rainbow jadi kemana-mana pergi tetap dibawa novelnya, mumpung pelaminannya lagi kosong enak neh kalo sambung baca lagi)

Monday 2 September 2013

Pencapaian di usia 30

Mengapa harus takut tambah usia? salah satu iklan di TV membuatku merenungkan apa yang telah kuhasilkan setelah berumur 32 tahun sekarang ini.
Waktu kecil cita-citaku ingin jadi professor, menciptakan banyak hal baru, berbagi dengan sesama, orang memandangku bukan karena body, atau face, tapi lebih kepada brain.
Tapi jalan hidup berkata lain, setelah lulus dari jurusan Arsitektur UNSYIAH, aku bekerja di salah satu NGO sebagai junior planner membuat buku rencana tata ruang desa setelah tsunami beserta masterplannya. Setelah habis kontrak kerja aku diterima bekerja sebagai field research, meneliti mengenai tingkat kepuasaan terhadap rumah bantuan yang diberikan setelah tsunami hingga meneliti dan menggumpulkan data mengenai desa yang bangkit dan yang belum bangkit setelah tsunami. Terakhir aku bekerja di konsultan sebagai drafter kadang-kadang jadi arsiteknya juga. Setiap pekerjaan mempunyai tantangan masing-masing, tapi aku menikmatinya
Di tahun 2009 aku menikah, dan mempunyai anak, aku berhenti bekerja dan memutuskan untuk fokus jadi ibu rumah tangga. Jujur kukatakan diantara pekerjaan yang pernah ku lakoni jadi ibu rumah tanggalah yang terberat. Apalagi menggurus anak-anak itu adalah tantanggan paling berat.
Kenapa menggurus anak  merupakan tantangan terberat, karena anak hasil buah cinta, anak harta yang tak ternilai, dia meniru setiap gerak dan tindak tanduk orang tuanya. Ketika aku lelah dan masih ada sedikit pekerjaan dikantor aku masih bisa nyenyak tidur dan menyambung pekerjaanku esok harinya. Tapi ketika aku lelah tapi anakku sakit, aku tak bisa menggabaikannya begitu saja, aku tak bisa tidur nyenyak, aku menjaganya hingga dia sembuh.
Anakku Sumber Inspirasiku
Aku mempunyai dua orang anak, Vinka Azzahra (3,8thn) dan Firaz Asshidiq(1,5 thn), Vinka rajin sekali bertanya ini dan itu yang terkadang pertanyaannya membuatku kewalahan dan menggunakan bantuan mbah google untuk menemukan jawabannya, Seperti kenapa telur puyuh ada titik-titiknya, Kenapa tangan kita ada garis-garis, dan kenapa lainnya? Shidiq dia anak laki-laki yang lincah tak berhenti bergerak, terkadang membuatku ngos-ngosan untuk mengejarnya. Benar-benar anugerah yang luar biasa.
Kembali ke Vinka, Bagaimana bila suatu hari nanti dia bertanya prestasi apa yang pernah ku buat? Apa yang akan ku jawab.  Akhirnya aku mulai menulis lagi, mengikuti berbagai lomba menulis, ada yang menang, tapi lebih banyak yang kalah, tapi ini bukan mengenai kalah atau menang, ini adalah perjuanganku menjadi ibu yang membanggakan untuk anak-anakku,malu aku pada Shiddiq yang walaupun sering terjatuh tapi dia tetap  semangat untuk berlari lagi. Maka aku selalu semangat untuk mencoba menulis mengasah kemampuan.
Cita-cita profesorku mungkin nggak belum kesampaian, tapi apapun cita-cita atau pekerjaan yang kita lakukan asal kita fokus, Insya Allah akan sukses.

ASUS ROG Phone 8 Gaming Phones Premium

    Dulu , ada empat kriteria utama yang aku terapkan jika memilih smartphone. Jepretan hasil   kameranya harus bagus, baterainya tahan l...